Kamis, 02 Juni 2011

penyakit koksi dan pengendalian



Coccidiosis
Penyakit koksi di kategori kan sebagai penyakit parasit, penyakit koksi ini sudah lama terkenal di peternakan unggas, jadi semua orang (peternakan) pasti sudah mengetahui atau tahu tentang penyakit yang bernama koksi.

Penyakit koksi ini sering di tandai oleh penyakit lain seperti enteritis dan diare berdarah. Dan sering di tandai oleh adanya kandungan darah pada tinja, dan jika di amati lebih jauh, ayam yang terkena penyakit koksi, kondisi ayam kurang ceria, seperti bulunya kusut, seperti tidur atau mengantuk, sebagian bulu terlihat berdiri, dan terkadang sayap ayam terkulai ke bawah.

Ciri ciri koksi lain nya seperti:
  • Kandungan darah pada tinja
  • Daerah kloaka berdarah
  • ayam terlihat seperti dehidrasi yang tinggi.

Ketika di lakukan pemeriksaan PM (post mortem) Akan terlihat pendarahan pada bagian dinding usus.

Untuk perawatan atau treatment pada ayam yang menderita penyakit koksi,
berikan obat yang mengandungi:
  • Sulfadimethoxine
  • sulfaquinoxaline

Untuk suplement atau vitamin yang berfungsi sebagai pemulihan , di antaranya boleh memberikan vitamin:
  • Vitamin A
  • Vitamin K

Pencegahan:
Berikan vaccine koksi pada usia ayam 5 hari, vaccine koksi banyak tersedia di poultry shop, yang menyediakan obat2an dan vitamin.

Tips:
ketika ayam masih di brooder, upayakan makanan ayam selalu bersih dan segar, dan tidak tercampur dengan tinja ayam, yang akan mengakibatkan ayam yang lain memakan makanan yang kotor.

Ketika anda memberikan makanan yang berbeda, misalkan ketika umur ayam sudah 1 minggu, anda mau mengganti dari makanan jenis A , ke makanan jenis B (misalnya)

Jadi jangan memberikan makanan jenis (B) secara langsung, untuk menghindari stress terhadap pencernaan ayam, yang akan memicu koksi tersebut, sebaiknya jika anda mau mengganti makanan dari jenis A ke jenis B (misalnya) perhatikan di bawah ini.
Hari
Makanan A
Makanan B
1
75 %
25 %
2
75 %
25 %
3
50 %
50 %
4
50 %
50 %
5
25 %
75 %
6
-
100 %

Hindari sekam yang basah
Usahakan sekam selalu kering, dan kandungan amonia harus di bawah paras 20ppm, Jika terlihat sekam basah, sebaiknya segera membuang dan ganti dengan sekam yang baru.

Langkah Agar Ternak Ayam Broiler Menguntungkan




Ayam broiler telah menjadi primadona dalam bisnis ternak unggas selain ternak ayam kampung yang lebih dulu dilakukan. Hal yang menarik dari bisnis ayam broiler adalah masa panen yang cukup singkat. Hanya dalam waktu 40 hari ayam broiler sudah dapat dipanen. Hal ini membuat peternak yang memiliki modal terbatas dapat lebih cepat memutar modal dan memetik keuntungan. Selain itu pemasaran dari daging ayam broiler cukup mudah karena animo masyarakat akan daging yang satu ini cukup besar. Namun tidak sedikit peternak ayam broiler justru merugi dan akhirnya gulung tikar, karena kurangnya pengetahuan dalam bidang ternak ayam broiler.

Penyebab kerugian dalam ternak ayam broiler bermacam-macam antara lain tingkat kematian yang tinggi, waktu panen yang lama, bobot ayam tidak memenuhi standard dan lain-lain. Karena itu peternak ayam broiler harus mengetahui secara detail setiap langkah dan komponen penentu keberhasilan ternak ayam broiler.
Agar ternak ayam broiler memberikan keuntungan bagi peternak, ada beberapa hal yang perlu dicermati oleh peternak antara lain:
1. Sistem Kandang Ayam Broiler
Kandang ayam broiler harus memenuhi syarat-syarat teknis dan kesehatan ternak, antara lain : tidak bocor waktu hujan, ventilasi cukup dan sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung ke dalam kandang.
Jarak antar kandang tidak terlalu rapat, dengan jarak minimal antar kandang selebar satu kandang. Saluran-saluran air atau pembuangan di sekitar kandang harus lancar.
Lantai kandang harus miring ke satu atau dua arah untuk mempercepat proses pembersihan dan mencegah menggenangnya air di dalam kandang.
Bahan-bahan dan konstruksi kandang harus kuat dan tahan lama sehingga tidak cepat rusak ataupun membahayakan pekerja.
2. Peralatan kandang Ayam Broiler
Peralatan kandang dalam ternak ayam broiler yang cukup vital antara lain tempat pakan (feeder), tempat minuman (drinker), pemanas, seng pelindung anak ayam (chick guard), layar/tirai penutup kandang dan alat semprot desinfektan (sprayer).
Semua peralatan itu harus tersedia dalam jumlah yang cukup. Sebab jika peralatan tersebut kurang dari kebutuhan berdasarkan jumlah ayam yang dipelihara, dapat menimbulkan masalah seperti : berat badan standar akan sulit tercapai. Jumlah ayam yang kerdil akan tinggi. Problem penyakit yang timbul akan lebih sering dan sulit untuk diatasi. Angka kematian tinggi serta kualitas rata-rata ayam secara keseluruhan akan jelek.
3. Pemilihan Anak ayam /DOC (Day Old Chicken).
Pemilihan anak ayam broiler yang dipelihara sangat penting untuk diperhatikan, karena menentukan keberhasilan dalam beternak. Anak ayam umur sehari (DOC) yang baik mempunyai ciri-ciri : bulu kering dan bersih, berat tidak dibawah standar (minimal ± 39 gr/ekor), lincah, tidak mempunyai cacat tubuh dan tidak menunjukkan adanya penyakit-penyakit tertentu seperti ompalitis, ngorok ataupun pullorum yang dapat dilihat dari adanya kotoran berwarna putih yang melekat pada dubur.
4. Pakan
Pakan yang baik adalah yang cukup mengandung zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh ayam (protein, lemak, abu, serat kasar, energi, vitamin dan asam-asam amino).
Hal ini dapat dilihat dari standar kebutuhan zat-zat makanan pada masing-masing eriode pemeliharaan yang dapat dipenuhi oleh pakan tersebut. Yang juga tidak kalah penting tapi sering terlupakan adalah pakan tersebut harus tidak menyebabkan diare, sebab diare dapat menyebabkan litter menjadi basah sehingga konsentrasi amoniak di dalam kandang meningkat. Pada akhirnya dapat menimbulkan penyakit dan problem berat badan.
5. Obat-obatan
Obat-obatan harus disiapkan sebelum menjalankan ternak ayam broiler, agar jika ada gejala gangguan penyakit dapat segera diatasi dan tidak menimbulkan kerugian. Obat-obatan yang disiapkan meliputi antibiotika, vaksin dan vitamin yang dibutuhkan untuk membantu mempertahankan kesehatan ayam, ataupun mengobati ayam bila terserang penyakit.
Pemilihan dan pemakaian obat-obatan yang digunakan harus tepat sesuai dengan kasus yang dihadapi. Oleh sebab itu, diagnosa penyakit tidak boleh salah untuk keefektifan terapi pengobatan yang dijalankan.
Yang wajib untuk dipahami peternak, adalah obat-obatan ini hanya sebagai pendukung, bukan faktor utama yang menyebabkan ayam menjadi sehat. Sebab, faktor utama untuk menghasilkan ayam yang sehat adalah sanitasi dan tata laksana pemeliharaan yang benar. Obat-obatan yang bagus dan mahal tidak akan bermanfaat banyak bila sanitasi dan manajemen pemeliharannya buruk. Malah dapat menimbulkan kerugian, karena problem penyakit akan sering muncul dan sulit untuk diatasi, yang pada akhirnya biaya produksi menjadi tinggi.
6. Manajemen pemeliharaan
Faktor-faktor di atas dapat berfungsi dengan baik bila manajemen atau tatalaksana pemeliharaan yang dijalankan benar. Manajemen yang baik akan meningkatkan efisiensi faktor-faktor produksi, sehingga memperkecil beban pengeluaran, yang pada akhirnya dapat memperbesar keuntungan yang diperoleh.
Akhir dari masa pemeliharaan ayam broiler akan bermuara pada pemasaran, sehingga tahap pemasaran ini tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan suatu usaha. Akan sia-sia kerja yang baik apabila penanganan pemasaran broilernya dilakukan kurang rapi dan terencana karena dapat mengurangi perolehan peternak.
Pemasaran yang baik adalah yang tepat waktu, memakan waktu yang sesingkat-singkatnya dan dengan harga jual yang relatif tinggi. Akan tetapi harga jual di sini tentu saja mengikuti pasaran yang berlaku. Oleh sebab itu, faktor ketepatan waktu dan lamanya proses pengangkatan ayam dari kandang sangat penting diperhatikan.
Pemasaran yang terlambat, walau hanya satu-dua hari, akan memperbesar biaya produksi terutama untuk pakan. Sedang proses pengangkutan ayam dari kandang yang berlarut-larut akan menimbulkan stres pada ayam sehingga akhirnya akan meningkatkan angka kematian, yang tentu saja menjadi beban peternak.
Sumber:
www.poultryindonesia.com

PENYAKIT PADA AYAM



sakit pasal pernafasan 
1) Chronic Respiratory Disease (CRD) 




ciri-ciri :

anak ayam : kurang selera makan, berat badan menurun

ayam dewasa : bersin, seperti selsema.
2) Coryza





3) Aspergillosis

4) Newcastle Disease



5) Infectious Bronchitis



6) Infectious Laryngotracheitis

7) Avian Influenza



8) Pneumovirus

 Neoplastic Diseases

1)Lymphoid Leucosis



2)Marek’s Disease
Marek's disease is caused by the herpes virus (DNA).




 Avian Adenoviral Diseases

1) Inclusion Body Hepatitis


2) Egg Drop Syndrome

Miscellaneous viral Diseases

1) Fowl Pox
2) Avian Encephalomyelitis
3) Infectious Bursal Disease
4) Reovirus infection
5) Malabsorption Syndrome
6) Infectious Anaemia

Miscellaneous Bacterial Diseases

1) Infectious Synovitis
2) Fowl Cholera
3) Pullorum Disease/Fowl Typhoid
4) Ornithobacterium Rhinotracheale infection

Infectious Viral Diseases of ducks

1) Duck Virus Hepatitis
2) Duck Plague

Parasitic Diseases
Coccidiosis
Endoparasites
Blackhead

Deficiency Diseases

1) Riboflavin
2) Vitamin E
3) Vitamin D3

PENYAKIT PADA AYAM

Dalam suatu peternakan ayam, dapat terjadi banyak sekali variasi penyakit yang sudah sangat dipahami atau familiar bagi peternak terutama peternak skala menengah dan besar.
Berbicara keberhasilan mengenai peternakan (tanpa tergantung skala bisnisnya) oleh seorang peternak ditentukan dari pengetahuan dan pemahaman dengan pengenalan sumber hambatan dan ancaman dari penyakit yang mungkin dapat menjadikan ledakan penyakit menular dan berakibat sangat merugikan. Oleh sebab itu, pengamanan dan menjauhkan ternak ayam dari sumber wabah dan hambatan potensial tersebut menjadi prioritas dan perhatian khusus.
Dimulai dengan pemilihan indukan yang unggul, pengelolaan yang baik, sanitasi, peningkatan daya tahan ayam dengan vaksinasi dan usaha menjauhkan ternak ayam dari sumber penyakit adalah kunci sukses dalam beternak ayam.
  Secara prinsip penyakit ayam dapat disebabkan oleh 3 hal yaitu :
1.     Penyakit yang menular dan disebabkan oleh bakteri, protozoa, virus, parasit dan jamur.
2.   Penyakit yang disebabkan oleh faktor atau sebab lainnya.
3.  Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi atau kekurangan zat-zat makanan yang diperlukan dalam perkembangan dan ketahanan tubuh ayam yang lebih disebabkan karena ketergantungan ayam pada kualitas makanan yang diberikan oleh peternak.

CONTOH PENYAKIT PADA AYAM

Tetelo
Newcastle Disease (ND)
Sampar Ayam
Pes Cekak
ND merupakan infeksi viral yang menyebabkan gangguan pada saraf pernapasan. Penyakit ini disebabkan oleh virus Paramyxo  dan biasanya dikualifikasikan menjadi: 
a.  Strain yang sangat berbahaya atau disebut dengan Viscerotropic Velogenic Newcastle Disease (VVND) atau tipe Velogenik, tipe ini menyebabkan kematian yang luar biasa bahkan hingga 100%.
b.  Tipe yang lebih ringan disebut degan “Mesogenic”. Kematian pada anak ayam mencapai 10% tetapi ayam dewasa jarang mengalami kematian. Pada tingkat ini ayam akan menampakangejala seperti gangguan pernapasan  dan saraf.
c.   Tipe lemah (lentogenik) merupakan stadium yang hampir tidak menyebabkan kematian. Hanya saja dapat menyebabkan produktivitas telur menjadi turun dan kualitas kulit telur menjadi jelek. Gejala yang tampak tidak terlalu nyata hanya terdapat sedikit gangguan pernapasan.
ND sangat menular, biasanya dalam 3-4 hari seluruh ternak akan terinfeksi. Virus ini ditularkan melalui sepatu, peralatan, baju dan burung liar.
 Pada tahap  yang mengenai pernapasan maka virus akan ditularkan melalui udara. Meskipun demikian pada penularan melalui udara, virus ini tidak mempunyai jangkauan yang luas. Unggas yang dinyatakan sembuh dari ND tidak akan dinyatakan sebagai “carrier” dan biasanya virus tidak akan bertahan lebih dari 30 hari pada lokasi pemaparan.
Gejala yang nampak pada ayam yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut:
-     excessive mucous di trakea
-     gangguan pernapasan dimulai dengan megaop-megap, batuk, bersin dan ngorok waktu bernapas
-     ayam tampak lesu
-     napsu makan menurun
-     produksi telur menurun
-     mencret, kotoran encer agak kehijauan bahkan dapat berdarah
-     jengger dan kepala kebiruan, kornea menjadi keruh, sayap turun, otot tubuh gemetar, kelumpuhan hingga gangguan saraf yang dapat menyebabkan kejang-kejang dan leher terpuntir.
Penanggulangan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
-     ayam yang tertular harus dimusnahkan.
-     vaksinasi harus dilakukan untuk memperoleh kekebalan. Jenis vaksin yang kami gunakan adalah ND Lasota yang kami beli dari PT. SHS. Vaksinasi ND yang pertama, kami lakukan dengan cara pemberian melalui tetes mata pada hari ke 2. Untuk berikutnya pemberian vaksin kami lakukan dengan cara suntikan di intramuskuler otot dada.
-     untuk memudahkan untuk mengingat mengenai waktu pemberian vaksin, seorang penulis menyarankan agar memberikan vaksin ini dengan pola  444. maksudnya vaksin ND diberikan pada ayam yang berumur 4 hari, 4 minggu, 4 bulan dan seterusnya dilakukan 4 bulan sekali. Namun kami mempunyai sedikit perbedaan dengan jadwal pola 444.(lihat jadwal pemberian vaksin modifikasi kami)
 Pencegahan yang harus dilakukan oleh para peternak mengingat penyakit ini sangat infeksius adalah sebagai berikut:
-     memelihara kebersihan kandang dan sekitarnya. Kandang harus mendapat sinar matahari yang cukup dan ventilasi yang baik.
-     memisahkan ayam lain yang dicurigai dapat menularkan penyakit ini.
-     memberikan ransum jamu yang baik.    

Gumoro 
Infectious Bursal Disease
Penyakit ini menyerang kekebalan tubuh ayam, terutama bagian fibrikus dan thymus. Kedua bagian ini merupakan pertahanan tubuh ayam. Pada kerusakan yang parah, antibody ayam tersebut tidak terbentuk. Karena menyerang system kekebalan tubuh, maka penyakit ini sering disebut sebagai AIDSnya ayam. Ayam yang terkena akan menampakan gejala seperti gangguan saraf, merejan, diare, tubuh gemetar, bulu di sekitar anus kotor dan lengket serta diakhiri dengan kematian ayam.  
Virus yang menyebabkan penyakit ini adalah virus dari genusAvibirnavirus. Di dalam tubuh ayam, virus ini dapat hidup hingga lebih dari 3 bulan, kemudian akan berkembang menjadi infeksius. Gumoro memang tidak menyebabkan kematian secara langsung pada ayam, tetapi infeski sekunder yang mengikutinya akan menyebabkan kematian dengan cepat karena kekebalan tubuhnya tidak bekerja.  
Seorang penulis menyebutkan bahwa gumoro menyerang anak ayam pada usia 2 – 14 minggu dengan gejala awal sbb:
-     napsu makan berkurang
-     ayam tampak lesu dan mengantuk
-     bulu tampak kusam dan biasanya disertai dengan diare berlendir yang mengotori bulu pantat
-     peradangan di sekitar dubur dan kloaka.biasanya ayam akan mematoki duburnya sendiri.
-     jika tidur, paruhnya menempel di lantai dan keseimbangan tubuhnya terganggu.

Sedangkan penulis yang berbeda menyebutkan gejala gumoro adalah sbb:
-     diare berlendir
-     nafsu makan turun
-     gemetar dan sukar berdiri
-     bulu di sekitar anus kotor
-     ayam suka mematuk di sekitar kloaka  
Penulis yang lain menyebutkan bahwa gumoro dapat dibagi 2 yaitu gumoro klinik dan sub klinik. Gumoro klinik menyerang anak ayam berumur  3-7 minggu. Pada fase ini serangan terhadap kekebalan tubuh ayam tersebut hanya bersifat sementara antara 2-3 minggu. Gumoro subklinik menyerang anak ayam berumur 0-3 minggu. Penyakit ini paling menakutkan karena kekebalan tubuh ayam dapat hilang secara permanen, sehingga ayam dengan mudah terserang infeksi sekunder.  
Gumoro menyebar  melalui kontak langsung, air minum, pakan, alat-alat yang sudah tercemar virus dan udara. Yang sangat menarik adalah gumoro tidak menular dengan perantaraan telur dan ayam sudah sembuh tidak menjadi “carrier”. Upaya penanggulangan gumoro ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu vaksinasi, menjaga kebersihan lingkungan kandang.  
Bronchitis 
Infectious Bronchitis
Penyakit ini disebabkan oleh Corona virus yang menyerang system pernapsan. Pada ayam dewasa penyakit ini tidak menyebabkan kematian, tetapi pada ayam berumur kurang dari 6 minggu dapat menyebabkan kematian. Informasi yang lain menyebutkan bahwa ayam yang terserang penyakit ini dan berumur di bawah 3 minggu, kematian dapat mencapai 30-40%. Penularan dapat terjadi melalui udara, peralatan, pakaian. Virus akan hidup selama kurang 1 minggu jika tidak terdapat ternak pada area tersebut. Virus ini mudah mati karena panas atau desinfektan.  
Gejala penyakit IB ini sangat sulit untuk dibedakan dengan penyakit respiratory lainnya. Secara umum gambaran penyakit tersebut adalah:
-     batuk
-     bersin
-     rattling
-     susah bernapas
-     keluar lendir dari hidung
-     terengah-engah
-     napsu makan menurun
-     gangguan pertumbuhan
-     pada periode layer akan didapatkan produksi telur yang sangat turun hingga mendekati zero dalam beberapa hari, butuh waktu sekitar 4 minggu agar ayam kembali berproduksi, bahkan beberapa diantaranya tidak akan kembali ke normal. Telur yang dihasilkan akan berukuran kecil, cangkang telur lunak, bentuk telur menjadi irregular.  
Sanitasi merupakan factor pemutus rantai penularan penyakit karena virus tersebut sangat rentan terhadap desinfektan dan panas. Pencegahan lain yang sangat umum dilakukan adalah dengan memberikan vaksinasi secara teratur.  
Avian Pox
Avian pox mempunyai daya sebar yang relatif lambat. Avian pox disebabkan oleh minimal 3 strain atau tipe yaitu: fowl pox virus (virus cacar pada unggas), pigeon pox virus (virus cacar pada burung dara) dan canary pox virus (virus cacar pada burung kenari). Biasanya cacar yang terjadi pada ayam disebabkan oleh fowl pox virus. Virus ini dapat ditularkan secara langsung maupun tidak langsung. Virus ini sangat resisten pada keropeng yang kering dan dalam beberapa kondisi dapat hidup hingga beberapa bulan. Virus ini dapat ditransmisikan melalui beberapa spesies nyamuk. Nyamuk ini akan membawa virus yang infeksius ini setelah nyamuk tersebut menggigit unggas yang terinfeksi.  
Meskipun fowl pox penyebarannya relatif lambat, kawanan unggas ini dapat berpengaruh selama beberapa bulan. Perjalanan penyakit ini memerlukan waktu sekitar 3-5 minggu.  
Gejala yang didapatkan pada penyakit ini adalah:
-     pertumbuhan yang lambat pada unggas muda
-     telur menurun pada periode layer
-     kesulitan bernapas dan makan
-     dry pox, dimulai dari “small whitish foci” dan kemudian berkembang menjadi “wart-like nodules”. Nodule tersebut kemudian akan mengelupas dalam proses penyembuhan. Lesi ini biasanya terlihat pada bagian tubuh yang tidak berbulu seperti lubang telinga, mata , jengger, pial dan kadang-kadang ditemukan di kaki.
-     wet pox diasosiasikan dengan cavitas oral dan traktus respiratorius bagian atas, terutama pada laryng dan trakea.  
Langkah pencegahan yang utama adalah memberikan vaksinasi pada ayam. Pemberian vaksinasi dilakukan dengan melakukan penusukan pada sayap dengan jarum khusus.
  Marek (Visceral Leukosis)
Disebabkan oleh virus tipe DNA yang tergolong herpes tipe B. Marek diidentikan dengan penyakit anak ayam, meskipun demikian penyakit ini juga dapat menginfeksi ayam yang lebih tua. Anak ayam terserang adalah kelompok umur 3-10 minggu. Umur 8-9 minggu merupakan umur yang paling rawan. Penularan dapat terjadi secara kontak langsung, kotoran ayam, debu dan peralatan kandang.  
Marek dapat menimbulkan beberapa variasi gejala klinis, antara lain:
-    Marek tipe visceral
Ditandai dengan lesi pada gonad, hati, limpa, ginjal dan kadang-kadang pada jantung, paru dan otot. Penyakit ini biasanya akut, rupanya unggas yang sehat akan mengalami kematian secara cepat dengan tumor internal yang masif.
-     Marek tipe neural  
Ditandai dengan kelumpuhan yang progresif pada sayap, kaki dan leher. Penurunan berat badan, anemia, kesulitan bernapas dan diare merupakan gejala yang sering ditemukan .
-    Ocular leucosis atau “gray eye”
Morbiditas dan mortalitas biasanya sangat kecil tetapi disebutkan mendekati 25%. Gejalanya dikarakteristikan denganspotty depigmentation atau diffuse graying pada iris mata. Pupil mata berbentuk irregular dan gagal bereaksi terhadap cahaya. Diare berat dan kematian.
-     Skin leukosis
Pembesaran folikel bulu karena akumulasi limfosit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan vaksinasi pada DOC berumur 1 hari dengan vaksin Cryomarex HVT atau Cryomarex Rispens.Ayam yang terinfesi sebaiknya dimusnahkan agar tidak menularkan ke ayam yang sehat.